Pencerita
Pencerita adalah profesi yang lebih multiguna dari penulis. Bagaimana
kita dapat membedakan seorang pencerita dari seorang penulis? Atau dari
seorang pelukis? Atau dari seorang kartunis? Seorang pencerita adalah
teman kita yang setiap kali mereka bercerita teman-temannya selalu
ngumpul di sekeliling dia. Duduk atau jongkok (optional tergantung
selera dan berat badan) mendengar pencerita ini dengan seru. Itu,
pencerita.
Pencerita adalah salah satu profesi yang paling tua di dunia, setelah
penggembala dan petani. Manusia-manusia gua cro-magnon dulu bercerita
dengan memakai lukisan. Di dinding gua di Perancis, merka menggambar
bison, gajah dan aktifitas perburuan mereka. Dari gambar itu, mereka
rekam cerita kehidupan mereka dan lestari puluhan ribu kemudian untuk
kita lihat. Mahabarata ditulis pujangga Hindu dalam sebuah buku untuk
dibaca oleh umat sesudahnya. Seorang kakek tua di setiap suku di
Indonesia menyanyikan lagu dan mereka turunkan secara turun temurun agar
Cerita dan pesan dari masa lalu yang terkandung di dalamnya tidak
hilang. Itu lah cerita. Cerita melalui bentuk apa saja. Lagu, gambar,
film, animasi, dan tulisan.
Seorang penulis, belum tentu seorang pencerita. Namun seorang pencerita
cenderung memiliki potensi untuk dapat bercerita dengan apa saja.
Sodorkan sebuah kertas pada seorang pencerita, dia akan menulis cerita.
Sodorkan sebuah kamera, dan dia akan memotret cerita kehidupan
seseorang. Sodorkan dia sebuah kamera film, dan dia akan mennyutradari
sebuah film. Sodorkan dia sebuah organ (ginjal, limpa) dan dia akan
bercerita dari musiknya.
Dan ini bukan teori. Ini adalah fakta yang saya sarikan dari 9 tahun
menulis dan bercerita dan bergaul dengan pencerita lain. Hanung
Bramantyo adalah seorang yang jenius. Dia senang teater dari dulu. Dia
mulai men-direct teater. Bakat musiknya juga ada. Suatu hari dia pernah
men-direct sebuah FTV. Ternyata piƱata musiknya jatuh sakit dan Hanung
menghadapi deadline. Dia ambil organ dan dia mulai scoring sendiri musik
untuk FTV dia sendiri. Hasilnya? FTVnya gak juara, malah scoringnya
yang mendapat penghargaan.
Monty Tiwa adalah bukti satu lagi pencerita yang andal. Film Mendadak
Dangdut itu dia yang direct dan dia juga yang mengarang lagu-lagunya.
Hebat kan? Itu lah pencerita, sodorkan mereka apa saja,dan mereka akan
gunakan alat itu untuk bercerita.
Nah gue sendiri? Well gue gak se-ekstrim mereka. Tapi sebenarnya gue
bukan seorang penulis yang baik. Waktu kecil gue senengnya gambar, Gue
punya 1 rim A4 tentang cerita 5 jagoan dan petualangannya. Di saat
kuliah, gambar menjadi boring dan gue mulai fotografi. Gue mulai sering
cari duit dari bikin foto esai. Di saat kerja, foto gak bisa dilakukan
karena kerja. Akhirnya saya bercerita dengan cara menulis.
Bagaimana membedakan seorang pencerita dan penulis ketika membaca novel?
Seorang pencerita yang menulis, rata-rata memiliki visi akan novelnya di
kala dia menulis novel itu. Itu sebabnya untuk beberapa novel, oleh
kita dapat terbayang dengan sangat jelas apa yang penulis ingin
gambarkan. Ini karena pencerita tersebut di kala menulis, dia
membayangkan bagaimana cerita tersebut mengalirdalam bentuk visual
(film). Di beberapa novel lain, gelap gulita.